
YAKKUM Emergency Unit (YEU) menyelenggarakan pelatihan tanggap darurat (emergency response) selama dua hari berturut-turut, yakni pada Kamis dan Jumat, 11-12 Juli 2024, di Disaster Oasis (DIOS). Pelatihan ini menggunakan panduan Tanggap Darurat YEU yang inklusif dan diikuti oleh Staf YEU Jogja, dengan fasilitasi oleh tim YEU sendiri. Sebagai organisasi yang berkomitmen pada tanggap darurat yang inklusif, YEU perlu memastikan sumber daya manusia yang ada terampil dan siap dikerahkan dalam situasi darurat. Mengingat proyek tanggap darurat seringkali bersifat mendesak dan jangka pendek, seluruh staf YEU harus dipersiapkan menjadi tim respons awal yang handal.
Hari pertama pelatihan diawali dengan sesi Penyegaran Kode Etik dalam pekerjaan kemanusiaan, yang disampaikan oleh Ratna Dewi Susianti, Manajer SDM YEU. Dalam sesi ini, peserta dijelaskan kembali kode etik yang digunakan dalam pekerjaan kemanusiaan YEU seperti Core Humanitarian Standard dan Humanitarian Inclusion Standard. Peserta diajak bermain kartu mencocokkan tiap instrumen hukum piagam kemanusiaan dengan isinya. Materi dilanjutkan dengan penjelasan Kluster Penanganan Bencana oleh Dhinar Riski dari tim Divisi Program YEU. Dhinar menjelaskan delapan klaster dalam penanganan bencana di lingkup internasional serta nasional, peran, lembaga, dan badan yang tergabung di dalamnya, serta perkembangan terbaru dari komposisi klaster penanganan bencana di Indonesia. Peserta kembali diajak bermain dengan mengelompokkan lembaga yang terlibat dalam tiap klaster.
Debora Dian Utami, Direktur YEU, kemudian memperkenalkan jejaring YEU seperti Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan Jejaring Komunitas Kristen untuk Penanggulangan Bencana di Indonesia (JAKOMKRIS PBI). Seorang perwakilan dari JAKOMKRIS, Pak Deni, juga diundang untuk berbagi tentang sejarah dan program kerjasama dengan YEU.
Sesi puncak di hari pertama adalah diskusi terkait sistem tanggap darurat YEU dan pedoman tanggap darurat YEU yang dipandu oleh Arnice Ajawaila, Koordinator Emergency Response. Peserta diminta untuk menuliskan rencana tindakan untuk setiap jangka waktu penanganan bencana, dari 24 jam pertama hingga tiga bulan setelah kejadian. Semua peserta kemudian mendiskusikan apakah tindakan tersebut sesuai dan layak untuk dilakukan untuk setiap jangka waktu.
Hari kedua, peserta mengikuti simulasi penanggulangan bencana dengan metode table top exercise (TTX). Mereka diminta merencanakan respons terhadap kasus gempa dan tsunami Palu 2018, membagi diri dalam empat kelompok untuk membuat rencana tindakan dari 24 jam pertama hingga tiga bulan setelah kejadian. Setiap kelompok mempresentasikan rencana mereka, dan fasilitator memberikan masukan berdasarkan pengalaman nyata YEU saat bencana Palu. Simulasi ini berlangsung seru dan menarik, dengan peserta yang aktif berdiskusi dan bertanya tentang praktik terbaik serta hambatan yang dihadapi. Pelatihan ditutup dengan diskusi tentang praktik baik yang telah dilakukan oleh tiap divisi YEU dalam merespon bencana, memberikan wawasan berharga untuk meningkatkan kesiapan tim dalam menghadapi situasi darurat di masa mendatang.
Media Sosial
@yakkumemergency
yakkumemergency
@YEUjogja