Menggagas Ide Dialog dan Advokasi Kelompok Perempuan dalam Temu Perempuan 2024

Temu perempuan sekali lagi digelar oleh YAKKUM Emergency Unit (YEU) pada 10-11 Desember 2024. Setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2023 di auditorium UKDW, kegiatan ini kembali digelar dengan mengangkat tema Kepemimpinan Perempuan dalam Membangun Ketangguhan Masyarakat. Peserta yang terlibat merupakan anggota dari kelompok-kelompok perempuan akar rumput mitra YEU di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, khususnya di Magelang.  Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ruang komunikasi dan dialog bagi sesama kelompok perempuan akar rumput. Selain itu, melalui jejaring yang terbangun mereka dapat bertukar pikiran serta mengusahakan perubahan bersama melalui diskusi terkait isu-isu strategis yang sebelumnya sempat mereka bahas pada Temu Perempuan 2023.  

 

Pra Temu Perempuan : Menggarap Bersama Hadapi Isu Kerentanan

Gambar 1. Kegiatan Pra Temu Perempuan yang dilaksanakan secara daring

Sebelum dilaksanakan Temu Perempuan, YEU juga mengundang kelompok-kelompok perempuan untuk mengikuti Pra Temu Perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas lebih dalam terkait 5 topik isu yang pernah dibahas pada Temu Perempuan 2023. Aksi ini merupakan bentuk kepedulian kelompok perempuan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut dari sudut pandang mereka. 

Adapun lima isu tersebut antara lain kekeringan dan gagal panen; pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam berbasis Pengurangan Risiko Bencana (PRB); keterbatasan lahan dan pemukiman; banjir dan tanah longsor; dan darurat sampah. Diskusi terkait lima topik tersebut dilaksanakan secara daring. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh tim Kelompok Kerja Perempuan Untuk Aksi Ketangguhan (POKJA).

Kelompok perempuan dan POKJA membahas lebih dalam lagi terkait kelima isu tersebut, khususnya  solusi dan praktik baik yang pernah dilakukan di masing-masing kelompok perempuan. Mereka juga membahas terkait tantangan dan hambatan yang dirasakan dalam mengatasi isu persoalan mereka, sehingga dengan berbagi cerita dan pengalaman tersebut mereka memiliki gambaran seperti apa isu permasalahan tersebut akan diselesaikan, serta dukungan apa yang mereka perlukan dari pemerintah, sehingga arah advokasi masing-masing isu tersebut semakin jelas. 

Pada sesi tersebut juga dibahas terkait panduan kemitraan yang dapat digunakan bersama untuk melakukan kerja sama, baik antar kelompok perempuan, maupun dengan pemerintah dan dunia usaha. 

 

Talkshow dan Diskusi Aksi Ketangguhan Perempuan Dalam Hadapi Perubahan Iklim

Gambar 2. Ibu Sri Hartanti Menjelaskan Terkait Kegiatan Tim Penjaga Hutan Adat Wonosadi pada sesi Talk Show

Acara temu perempuan pada hari pertama diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Ibu Debora Dian Utami selaku Direktur YEU. Dalam sambutannya ia menyebutkan bahwa kerja sama YEU dengan kelompok perempuan sudah sejak 2014. Sejak 2014 juga YEU dan kelompok perempuan sudah aktif terlibat bersama kelompok-kelompok perempuan di 45 negara melalui jejaring Huairou Commissions. Misi kita adalah meningkatkan kepemimpinan perempuan dan agensi perempuan sebagai agen perubahan di masing-masing kelompok. Pada kesempatan ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber penggiat komunitas pelestarian lingkungan dan mitigasi kebencanaan Prof. Dr. Suratman, M.Sc dari Fakultas Geografi UGM dan pendiri Yayasan Sungai Lestari Indonesia. Selain itu, beberapa narasumber lainnya adalah Sri Hartanti yang berdedikasi sebagai Penjaga Hutan Adat Wonosadi, Suswaningsih selaku Penyuluh Pertanian Lapangan yang mengusahakan lahan tandus sebagai lahan pertanian, dan Wiwid dari Kelompok IKHLAS – Kelompok Penggerak Orang Tua Anak Dengan Disabilitas.

Para peserta juga terlibat dalam diskusi mengenai isu-isu strategis yang sebelumnya telah mereka bahas bersama pada sesi Pra-Temu Perempuan 2024 secara daring. Pada sesi tersebut mereka dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan isu strategis yang telah mereka pilih. Diakhir diskusi mereka juga mempresentasikan hasil diskusi tersebut antara lain perubahan strategi komunikasi dan advokasi yang perlu disampaikan ke pemerintah untuk mewujudkan perubahan tersebut. 

 

Kelas Kepemimpinan Perempuan Untuk Aksi Ketangguhan

Gambar 3. Fasilitator menyampaikan materi Pertanian Adaptif Iklim Melalui Irigasi Kabut

Untuk mengkapasitasi aksi ketangguhan perempuan, pada Temu Perempuan 2024 hari kedua diadakan kelas kepemimpinan perempuan. Kelas kepemimpinan perempuan bertujuan untuk menambah kapasitas peserta temu perempuan dalam menghadapi risiko dan ancaman yang ada di sekitar mereka, khususnya yang merupakan dampak dari perubahan iklim. Dengan mengikuti kelas-kelas tersebut, mereka diharapkan dapat memiliki wawasan yang lebih luas terkait tindakan adaptasi perubahan iklim dan memitigasi risiko bencana yang ada di sekitar mereka, akibat perubahan iklim. Tidak hanya itu, Kelas Kepemimpinan Perempuan juga menawarkan pelatihan terkait peningkatan ekonomi, pengelolaan organisasi, serta pencegahan kekerasan berbasis gender yang dapat memberikan wawasan bagi para perempuan. 

Terdapat sembilan kelas yang ditawarkan pada para peserta antara lain, Akses Pendanaan Bagi Kelompok dan Komunitas, Lokakarya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kesehatan Reproduksi, Kesiapsiagaan dan Mitigasi Inklusif, Aksi Antisipas Melalui Lumbung Pangan, Perizinan UMKM untuk  Pengembangan Produk Lokal, Penanganan Monyet Ekor Panjang, Penanganan Kekerasan Pada Perempuan, Pertanian Adaptif Iklim Dengan Irigasi Kabut. Pembagian kelas tersebut dibagi kedalam tiga sesi. Dari sembilan kelas tersebut, para peserta bisa memilih tiga kelas, sesuai dengan kebutuhan informasi yang mereka perlukan.

 

------------------

Penulis: Devina Prima K. - Staf Informasi dan Komunikasi