Kisah Ibu Dani: Sosok Perempuan Berdaya dari Kader Kesehatan Jiwa Hingga Raih Penghargaan Internasional

Di pojok Taksi Kencana (Taman Edukasi Inklusi Kesiapsiagaan Bencana) yang berlokasi di Sidoluhur Yogyakarta, ada sosok perempuan luar biasa, Yustina Wardhani atau lebih akrab disapa Ibu Dani. Perannya sebagai relawan Kesehatan jiwa dan kader posyandu, Bu Dani telah menginspirasi banyak orang. Lahir dari pengalaman nyata, bersama masyarakat dan Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP), ia menghadirkan ruang yang menyalakan harapan.

Gambar 1. Pemandangan TAKSI KENCANA (Taman Edukasi Inklusi Kesiapsiagaan Bencana)

 

Di Taksi Kencana menjadi ruang belajar yang menyenangkan bersama ODDP, darimulai berkebun, mengikuti simulasi evakuasi inklusif sambil bernyanyi, sesi dukungan sebaya, hingga program penghidupan yang mengajarkan kemandirian. Inovasi Taksi Kencana bukan hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi justru menjadikan rasa percaya diri, menurunkan relaps hingga menghapus stigma yang selama ini melekat di masyarakat terhadap ODDP. 

Gambar 2. Ibu Dani bersama kelompok SHG Luhur Jiwo sedang simulasi kesiapsiagaan bencana melalui lagu

 

Pengalaman Bu Dani sebagai kader posyandu dan pendamping anak dengan disabilitas psikososial, bersama dengan kelompok SHG Luhur Jiwo di Desa Sidoluhur melahirkan inovasi Taksi Kencana yang melihat bahwa belum adanya inisiatif kesiapsigaan bencana yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas psikososial sebagai ruang aman dan interaktif untuk menghubungkan proses pemulihan kesehatan jiwa dengan kesadaran bencana, membekali ODDP dan keluarganya dengan keterampilan praktis kesiapsigaan, sekaligus mengurangi stigma di masyarakat. Dampak dari inovasi Taksi Kencana, sangat terasa di mana ODDP dan keluarganya dapat merasa lebih percaya diri menghadapi situasi darurat, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan serta kapasitas. 

Gambar 3. Ibu Dani bersama pemimpin lokal lainnya dalam ALL4DRR pada kegiatan APMCDRR 2024 di Manila, Filipina

 

Dari Taksi Kencana, Ibu Dani sebagai perwakilan dari SHG Luhur Jiwo, mendapatkan pengakuan internasional ketika ia meraih penghargaan di Asia Pacific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (APMCDRR) atas kepemimpinan lokalnya dalam mendorong pengurangan risiko bencana yang inklusif. Kisah perjuangannya menunjukkan bahwa inovasi yang dipimpin secara lokal, berakar pada pengalaman hidup, mampu menciptakan perubahan sistemik dan memberikan contoh praktik baik kepada kelompok disabilitas khususnya disabilitas psikososial. 

Namun, bagi Bu Dani, perjuangan ini belum selesai. Ia masih menyimpan sebuah mimpi besar:

“Suatu hari, saya ingin sekali Taksi Kencana menjadi seperti sekolah full-day bagi ODDP. Mereka bisa datang tiga kali seminggu, belajar keterampilan hidup, seni, berkebun, sampai pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana. Supaya mereka merasa punya sekolahnya sendiri, tempat belajar yang membanggakan, sekaligus rumah kedua yang selalu menerima.”

Gambar 4. Potret kebersamaan SHG Luhur Jiwo menunjukkan hasil produksi panen

 

Ke depannya, Ibu Dani bersama SHG Luhur Jiwo terus mengupayakan kegiatan-kegiatan yang inklusif tidak hanya untuk mengurangi stigma ODDP, tetapi juga mampu terus berkarya, produktif, dan tentunya dapat menyelamatkan diri secara mandiri. Taksi Kencana hanyalah sebagai media dan ruang pembelajaran. Sisanya, Bu Dani percaya, ada di tangan ODDP dan keluarga mereka untuk menjadi lebih tangguh menhadapi bencana seraya mewujudkan mimpi tentang sebuah sekolah inklusif di tengah desa yang penuh kehangatan.

--------

Penulis: Desy Putri Ratnasari
Konten dan foto telah mendapat persetujuan dari narasumber.