Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2025 di DIY: Membangun Budaya

Acara puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2025 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaksanakan pada 30 April 2025 di Gedung Utama Universitas Ahmad Dahlan, Kampus 4, Banguntapan. Mengusung tema "Siap untuk Selamat: Digdaya Ngadepi Bancono", kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai potensi ancaman bencana. Sebagai wilayah yang berada di zona rawan gempa bumi, erupsi vulkanik, banjir, dan berbagai risiko lainnya, Provinsi DIY membutuhkan upaya kolaboratif untuk membangun ketangguhan masyarakat. Kegiatan HKBN 2025 melibatkan berbagai unsur dalam pendekatan pentahelix penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media—termasuk partisipasi aktif dari YAKKUM Emergency Unit (YEU).

 

Pameran Aksi Ketangguhan Masyarakat 

Dalam kegiatan ini, YEU berpartisipasi dalam pameran yang menampilkan berbagai inovasi masyarakat dalam meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana dan perubahan iklim. Pameran tersebut menampilkan aplikasi MONTOV (Monitoring Kesehatan ODHIV) dari Pita Merah Jogja yang merupakan salah satu kelompok inovator CLIP-IDEAKSI. Selain itu, terdapat juga permainan interaktif yang dapat dimainkan oleh pengunjung yaitu Putpatcamat (Putar Tepat Cari Selamat) dari kelompok inovator CLIP-IDEAKSI yaitu PPDMS (Pusat Pemberdayaan Desa Mitra Sejahtera). Permainan ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak penyandang disabilitas. Terakhir, YEU juga memamerkan model pertanian adaptif iklim yang menampilkan sistem irigasi kabut yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Rukun Santoso. 

 

Gambar 1. YEU memamerkan produk inovasi kesiapsiagaan bencana.

 

Inovasi yang dipamerkan di stan YEU bertujuan untuk mengadvokasi pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim melalui permainan edukatif. Hal ini dirancang untuk menunjukkan bahwa kesiapsiagaan bencana dapat dikenalkan dengan cara yang kreatif dan menarik. Selain itu, upaya-upaya ketangguhan ini menyoroti bahwa kesiapsiagaan bencana tidak hanya diperlukan saat terjadi bencana, tetapi juga berfungsi sebagai tindakan antisipatif untuk membantu meminimalkan dampak yang lebih besar dari bencana di masa depan.

 

Pembelajaran Bersama bagi Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Bencana

Dalam acara HKBN ini, YEU turut berpartisipasi mengisi sejumlah kelas diskusi tematik, yaitu Kelas Tanggap, Kelas Tangkas, Kelas Tangguh, dan Kelas Berdaya. Kelas-kelas ini menjadi ruang pembelajaran interaktif yang membahas topik-topik strategis, seperti adaptasi perubahan iklim dalam respons kemanusiaan yang inklusif, percepatan implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di DIY sebagai langkah konkret menuju ketangguhan di lingkungan pendidikan, perlindungan serta pelibatan kelompok berisiko dalam upaya penanggulangan bencana, serta pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam masyarakat. 

 

Gambar 2. Kelas Berdaya: kolaborasi masyarakat dan sektor kesehatan dalam PRB

 

Kelompok-kelompok masyarakat dampingan YEU juga dilibatkan sebagai narasumber di kelas-kelas tersebut, yang menunjukkan bahwa kesiapsiagaan bencana dapat dimulai dari tingkat akar rumput. Hal ini menyoroti peran penting masyarakat sebagai penanggap pertama dalam situasi bencana.

 

Talk Show Ketangguhan 

Gambar 3. Penyerahan Penghargaan Digdaya untuk para penggerak kesiapsiagaan dan PRB.

 

Sebagai penutup rangkaian acara, sejumlah mitra YEU, yaitu Kelopmpok Swadaya Masyarakat Unggul Jiwa, Perkumpulan Lingkar, dan FKWA (Forum Komunikasi Winongo Asri), menerima penghargaan pada puncak acara HKBN 2025. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan komitmen mereka tersebut dalam mengembangkan inovasi pengurangan risiko bencana yang inklusif. Melalui pendekatan yang berakar pada kekuatan lokal dan pelibatan aktif kelompok berisiko, para mitra ini telah menjadi contoh nyata bagaimana upaya bersama dapat secara signifikan memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.

 

---------------------

Penulis: Nila Pratiwi - Staf Informasi dan Komunikasi