Pada 23-26 September 2025, YAKKUM Emergency Unit (YEU) bersama Huairou Commission mengadakan Workshop Riset Aksi virtual yang menghubungkan para pemimpin perempuan dari Indonesia, Nepal, dan India. Fokus workshop ini adalah memberdayakan perempuan akar rumput untuk memimpin strategi adaptasi iklim berbasis komunitas.
Workshop ini mengubah paradigma, menempatkan perempuan bukan sebagai korban, melainkan sebagai peneliti dan inovator. Berikut adalah pembelajaran utamanya:
-
Pemetaan yang Menggerakkan: Dipimpin oleh perempuan, proses pemetaan kerentanan berhasil mengidentifikasi kelompok paling rentan (lansia, ibu hamil, disabilitas). Data ini langsung diterjemahkan menjadi solusi praktis seperti pertanian kolektif, pengelolaan limbah, dan pengolahan hasil panen.
-
Menjadi Jembatan Komunitas: Temuan dari Indonesia dan Nepal menunjukkan peran krusial perempuan dalam menghubungkan kebutuhan nyata di lapangan dengan program dukungan pemerintah, memastikan tidak ada yang tertinggal.
-
Dari Dapur hingga Musyawarah Desa: Workshop ini mendorong perubahan signifikan. Perempuan kini lebih berani mengadvokasikan temuan mereka di forum pengambilan keputusan seperti musyawarah desa, memantau alokasi dana desa, dan mengelola dana ketahanan komunitas (Community Resilience Fund).
-
Menilai Ulang Kontribusi Perempuan: Sebuah diskusi penting menyoroti perlunya mengakui pekerjaan perempuan yang tak dibayar (mengambil air, menyimpan benih) sebagai kontribusi ekonomi vital dalam upaya adaptasi iklim.

Secara keseluruhan, kegiatan ini membuktikan bahwa adaptasi iklim yang efektif harus bersifat sistematis, kolektif, dan jangka panjang. Dengan memberdayakan perempuan sebagai pemimpin riset aksi, kita tidak hanya mengumpulkan data yang lebih akurat, tetapi juga membangun fondasi ketahanan komunitas yang lebih kuat dan adil dalam menghadapi krisis iklim.
Media Sosial
@yakkumemergency
yakkumemergency